Tampilkan postingan dengan label Kota Metropolitan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kota Metropolitan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Januari 2024

Perbandingan Kota Jakarta vs Kota Bangkok, Mana yang Lebih Baik?

Jakarta dan Bangkok merupakan dua diantara kota-kota metropolitan yang berada di Asia Tenggara. Kedua kota ini sama-sama berstatus kota terbesar di negara masing-masing. Jakarta merupakan kota terbesar di Negara Indonesia, sementara Bangkok merupakan kota terbesar di Negara Thailand.

Saat ini baik Jakarta maupun Bangkok sama-sama mengalami perkembangan yang pesat. Melihat perkembangan kedua kota tersebut, tentunya menarik bila kita melihat perbandingan Kota Jakarta dengan Kota Bangkok dari berbagai aspek. Berikut adalah beberapa perbandingan antara Kota Jakarta dengan Kota Bangkok.


1. Populasi

Ilustrasi populasi (studyfinds.org)

Dilansir dari data BPS, untuk tahun 2022 Kota Jakarta memiliki populasi yang mencapai 10,64 juta jiwa. Angkak tersebut sedikit lebih besar bila dibandingkan dengan populasi Kota Bangkok. Kota Bangkok untuk tahun 2022 memiliki populasi sekitar 10,54 juta jiwa.


2. Luas wilayah

Ilustrasi kota (kincir.com)

Walaupun populasi Kota Bangkok lebih kecil dibandingkan Jakarta, ternyata untuk luas wilayah Bangkok lebih besar dibandingkan Jakarta.  Jakarta memiliki wilayah dengan luas 661,52 km². Sementara luas wilayah Bangkok mencapai 1.565 km².


3. Produk Domestik Bruto

Ilustrasi PBD (kajianpustaka.com)

PDB atau Produk Domestik Bruto menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kekuatan ekonomi sebuah wilayah. Jakarta sendiri memiliki PDB yang lebih besar dibandingkan Bangkok. PBD Kota Jakarta berada diangka 214,6 juta Dolar Amerika. Sementara Kota Bangkok sendiri memiliki PDB yang mencapai 174 juta Dolar Amerika. 


4. Pendapatan per kapita

Ilustrasi pendapatan per kapita (investopedia.com)

Untuk pendapatan per kapita, Jakarta juga lebih unggul dibandingkan Bangkok. Pendapatan per kapita Jakarta berada diangka 20.093 Dolar Amerika. Unggul tipis bila dibandingkan dengan pendapatan per kapita Bangkok yang berada diangka 19.746 Dolar Amerika. 


5. Transportasi publik

Ilustrasi transportasi publik (shimz-global.com)

Transportasi publik menjadi faktor utama dalam menunjang arus mobilitas penduduk suatu kota, khususnya transportasi publik berbasis rel. Untuk transportasi publik, Kota Bangkok jauh lebih berkembang dibandingkan Jakarta. Kota Bangkok sudah memiliki transportasi publik berbasis rel sejak tahun 1999 yang bernama BTS Skytrain. Sedangkan Kota Jakarta baru memiliki transportasi perkotaan berbasis rel pertama pada tahun 2019 yang diberi nama Jakarta MRT. 


6. Indeks Pembangunan Manusia

Ilustrasi Indeks Pembangunan Manusia (investopedia.com)

Kota Bangkok memiliki Indeks Pembangunan Manusia atau IPM yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Jakarta. IPM Kota Bangkok memiliki poin 0,839. Sedangkan untuk Jakarta, memiliki IPM diangka 0,811.


Bila dirujuk dari beberapa aspek diatas, kota Jakarta dan Bangkok masih berada pada level yang sama. Tidak ada perbedaan yang begitu mencolok diantara kedua kota. Hal ini bisa dimaklumi karena kedua tersebut sama berada di negara berkembang. Ditambah lagi posisi Indonesia dan Thailand tempat Kota Jakarta dan Bangkok berada di regional yang sama, yaitu Asia Tenggara. 


Rujukan :

https://jakarta.bps.go.id/indicator/26/744/1/indeks-pembangunan-manusia-ipm-menurut-kabupaten-kota-administrasi.html

https://globaldatalab.org/shdi/table/shdi/THA/

https://www.boi.go.th/index.php?page=demographic&language=fr

https://kaltara.antaranews.com/berita/503781/catatan-ilham-bintang--jakarta-bangkok-sebelas-duabelas#:~:text=Luas%20Kota%20Bangkok%201.565%20km,yang%20hanya%20650%20km%20persegi.

https://jakarta.bpk.go.id/pemerintah-provinsi-dki-jakarta/#:~:text=Provinsi%20DKI%20Jakarta%20mempunyai%20luas,yang%20tersebar%20di%20Kepulauan%20Seribu.

https://beglobal-network.com/cities/bangkok/

https://en.wikipedia.org/wiki/Jakarta

https://en.wikipedia.org/wiki/Rail_transport_in_Bangkok




Minggu, 22 Desember 2019

Transportasi Jakarta Lebih Maju daripada Kuala Lumpur?



Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia dan sekaligus ibukota negara memiliki perkembangan yang jauh lebih pesat dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia. Bahkan boleh dibilang perkembangan Kota Jakarta sangat timpang bila dibandingkan dengan kota lainnya di Indonesia. Namun bila dibandingkan dengan kota-kota terbesar di negara maju, tentunya Jakarta tidak ada apa-apanya.

Jangankan dengan kota-kota terbesar di negara maju, dengan kota-kota terbesar dibeberapa negara berkembang saja Jakarta boleh dibilang masih tertinggal. Namun untungnya saat ini Jakarta mengalami perkembangan yang cukup signifikan diberbagai bidang. Salah satunya adalah dibidang transportasi.

Selama berpuluh tahun Jakarta memiliki transportasi yang relatif kuno bila dibandingkan dengan kota-kota sekelasnya. Barulah beberapa tahun belakangan ini Jakarta mengalami transformasi besar-besaran. Kalau sebelumnya Jakarta tidak memiliki MRT (Mass Rapid Transit), sekarang Jakarta telah memilikinya dengan fasilitas yang cukup modern, walaupun saat ini baru memiliki satu jalur saja. Selain itu Jakarta juga sudah memiliki LRT (Light Rail Transit) yang juga satu jalur.

Kehadiran MRT dan LRT membuat Jakarta tidak tertinggal lagi bila dibandingkan dengan kota-kota di negara tetangga seperti Kuala Lumpur, Singapura dan Bangkok. Hanya saja karena kita membangunnya belakangan, tentunya masih kalah dalam hal jumlah jalur. Contohnya dengan Kuala Lumpur yang saat ini telah memiliki 7 jalur MRT dan LRT.

Memang saat ini kondisi transportasi Kota Jakarta masih kalah bila dibandingkan dengan Kuala Lumpur. Namun tentunya upaya untuk meningkatkan kualitas transportasi di Kota Jakarta tidak berhenti di sini saja. Kedepannya akan terus dibangun jalur-jalur baru baik untuk LRT maupun MRT. Contohnya saat ini yang sedang dibangun dan akan rampung dalam 1-2 tahun kedepan adalah LRT Jabodebek. LRT ini akan menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Bogor, Depok dan Bekasi.

Uji coba LRT Jabodebek (tangerangkota.go.id)

Transportasi Kota Jakarta bukannya tidak memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan Kuala Lumpur. Jakarta merupakan kota dengan sistem BRT (Bus Rapid Transit) dan Commuter Line yang paling masif di Asia Tenggara. BRT merupakan sebuah sistem transportasi berbasis bus yang memiliki jalur khusus atau kita kenal juga dengan sebutan busway. Sementara Commuter Line merupakan layanan kereta api yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota penyangganya. Layanan Commuter Line ini lebih kita kenal dengan sebutan KRL (Kereta Rel Listrik) Jabodetabek.

 Jakarta BRT (sefsed.com)

Hal yang perlu dikembangkan oleh pemerintah Indonesia maupun DKI Jakarta adalah mengintegrasikan berbagai moda transportasi di Kota Jakarta. Kalau semuanya sudah terintegrasi, bukan tidak mungkin sistem transportasi di Kota Jakarta mampu mengungguli Kota Kuala Lumpur di Malaysia.


Rabu, 24 Mei 2017

Melanjutkan Cita-Cita Memajukan Kota Batam

Batam adalah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau. Kota ini merupakan salah satu kota terpenting di Indonesia karena posisinya yang strategis. Kota Batam berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Berkat lokasinya yang strategis tersebut, membuat pemerintah Indonesia memberikan berbagai keistimewaan terhadap Kota Batam. Salah satunya dengan menetapkan Kota Batam sebagai kawasan perdagangan bebas. Dengan demikian, diharapkan Kota Batam dapat menjadi salah satu kota yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.

Namun sayangnya semua harapan tersebut masih jauh dari kenyataan. Padahal ketika pertama kali pemerintah Indonesia mengembangkan Kota Batam pada dekade 1970-an, Kota Batam direncakan dapat menjadi Singapura-nya Indonesia. Makanya berbagai infrastruktur besar dibangun di Kota Batam. Contohnya Jembatan Barelang yang merupakan salah satu jembatan terpanjang di Indonesia dan Bandara Internasional Hang Nadim yang merupakan bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia. Namun akhirnya pengembangan Kota Batam malah jalan di tempat. Sekarang jangankan dengan Singapura, dengan Johor Bahru saja Batam masih kalah saing. Padahal Kota Batam jauh lebih dulu berkembang dibandingkan Johor Bahru.

Foto : Bpbatam.go.id

Salah satu alasan mengapa perkembangan Kota Batam tidak sesuai harapan adalah karena adanya dualisme kepemimpinan. Pemerintah Indonesia ingin mengurus sendiri Kota Batam dengan membentuk Badan Pengusahaan (BP) Batam. Sementara di luar itu, Batam juga memiliki Pemerintahan Kota yang sah. Jadi, sebelum pemerintah mengambil langkah lebih jauh, harusnya selesaikan terlebih dahulu dualisme kepemimpinan di Kota Batam sehingga tidak ada kejadian saling tindih kepentingan.

Meski Kota Batam masih jauh dari harapan, namun kota ini masih menjadi salah satu kota dengan perkembangan perekonomian terpesat di Indonesia. Potensi ekonomi Kota Batam memang besar. Diantaranya ditopang oleh sektor industri, perdagangan dan jasa. Kota Batam juga masuk dalam daftar 3 besar daerah sebagai pintu masuk utama wisatawan mancanegara ke Indonesia. Jadi kalau kita bicara potensi, Batam memang memiliki potensi yang besar. Tinggal bagaimana cara Pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan semua potensi yang ada. Salah satunya mungkin dengan cara meningkatkan konektivitas dengan Singapura.

Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, Kota Batam kalah saing bila dibandingkan dengan Johor Bahru. Johor Bahru adalah salah satu kota di Malaysia yang berbatasan langsung dengan Singapura. Saat ini Kota Johor Bahru benar-benar menikmati berkah dari kemajuan Singapura. Pasalnya antara Johor Bahru dan Singapura telah semenjak lama dihubungkan oleh jembatan yang bernama Jalan Penghubung Johor-Singapura. Jadi saat ini Kota Johor Bahru telah berperan layaknya sebagai kota satelit bagi Singapura. Banyak orang Singapura yang kemudian berinvestasi di Johor Bahru, terutama disektor properti.

Kota Johor Bahru yang semakin berkembang pesat (Foto : Flickr.com)

Batam juga harus melakukan hal serupa kalau mau mendapatkan berkah dari kemajuan Singapura. Meskipun untuk membangun jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura akan membutuhkan anggaran yang lebih besar. Pemerintah Indonesia juga pasti akan berpikir panjang untuk membangun jembatan yang menghubungkan Batam dengan Singapura karena anggaran yang besar tersebut. Padahal kalau jembatan tersebut benar-benar terwujud, Kota Batam tidak akan hanya terhubung dengan Singapura, tetapi juga akan terhubung dengan Malaysia. Anggaran yang besar tersebut akan sebanding dengan apa yang akan diraih oleh Kota Batam.

Selain hal diatas, pembenahan internal juga perlu dilakukan oleh Kota Batam. Batam terkenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia. Sebagai kota industri, salah satu infrastruktur yang dibutuhkan oleh Kota Batam adalah infrastruktur yang menghubungkan kawasan industri dengan pelabuhan. Dengan demikian arus perdangan akan lebih lancar. BP Batam memang sudah ada rencana untuk membangun jalan tol yang menghubungkan Kawasan Industri Muka Kuning dengan Pelabuhan Kargo Batuampar. Namun saat ini masih sebatas wacana.

Kota Batam juga perlu membangun angkutan cepat atau rapid transit. Tidak ada kota maju di dunia yang tidak memiliki angkutan cepat. BP Batam juga sudah pernah mengusulkan wacana ini dengan membangun angkutan cepat jenis LRT (Light Rail Transit). Intinya adalah, Kota Batam perlu mengembangkan infrastruktur yang mampu membuat mobilitas barang dan orang menjadi lebih efesien.

Sebagai penutup saya ingin menyampaikan bahwa inti dari tulisan ini adalah, Pemerintah Indonesia harus melakukan langkah besar kalau ingin memberikan perubahan besar bagi Kota Batam. Kita sangat menghargai cita-cita pemerintah yang ingin memajukan Kota Batam. Namun semua itu sulit dicapai kalau pemerintah tidak berani berkorban lebih besar.

Rabu, 10 Mei 2017

Jakarta, Surabaya, dan Bandung Masuk dalam Daftar Global City

Global city atau kota global merupakan sebutan untuk kota-kota yang dianggap memiliki peranan penting dalam perekonomian global. Beberapa hal yang menjadi faktor agar sebuah kota masuk dalam daftar kota global adalah perekonomian yang besar dan infrastruktur yang memadai. Selain itu tentunya harus menarik sebagai tujuan investasi sehingga banyak perusahaan multinasional yang menanamkan modal di sana.

Indonesia sendiri menempatkan tiga kotanya dalam daftar kota global untuk regional Asia Pasifik. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Seperti yang kita ketahui, Jakarta, Surabaya, dan Bandung merupakan tiga kota terbesar di Indonesia. Ketiga kota tersebut juga memiliki porsi terbesar terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia. Kota Jakarta memiliki kontribusi 16,95 persen terhadap PDB Indonesia. Sementara Surabaya dan Bandung masing-masing memiliki kontribusi 3,48 persen dan 1,68 terhadap PDB Indonesia.

Kota Jakarta (Foto : Dailystar.co.uk)

Beberapa negara lainnya di Asia Tenggara juga menempatkan kota-kota mereka dalam daftar kota global. Selain Indonesia, ada negara Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura yang juga memiliki kota global. Thailand diwakili oleh Kota Bangkok. Sementara Malaysia dan Vietnam masing-masing diwakili oleh Kota Kuala Lumpur dan Ho Chi Minh. Diantara negara-negara ASEAN, hanya Indonesia yang memiliki lebih dari satu kota global.

Kita harapkan semoga terus bertambah kota-kota di Indonesia yang masuk dalam kategori kota global. Kalau perlu tidak hanya kota-kota di Pulau Jawa, namun juga kota-kota di luar Pulau Jawa seperti Medan dan Makassar.  Apalagi saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah di Indonesia.

Dibawah ini merupakan daftar lengkap kota-kota di Asia Pasifik yang masuk dalam daftar kota global yang bersumber dari situs atkearney.


Selasa, 18 April 2017

10 Gedung Tertinggi di Kota Bekasi

Bekasi adalah sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat setelah Kota Bandung. Untuk di Indonesia, Bekasi adalah kota terbesar keempat setelah Kota Jakarta, Surabaya dan Bandung. Kota ini merupakan salah satu daerah penyangga Kota Jakarta. Dengan statusnya tersebut, tidak mengherankan Kota Jakarta memberikan imbas langsung terhadap perkembangan Kota Bekasi. Contohnya banyak orang yang bekerja di Jakarta memilih Bekasi sebagai tempat tinggal. Untuk memperlancar mobilitas mereka, dibangunlah sejumlah akses yang meningkatkan konektivitas antara Bekasi dengan Jakarta. Diantaranya adalah jalur kereta api dan jalan tol.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, Kota Bekasi cukup gencar membangun gedung-gedung pencakar langit. Kondisi kota Jakarta yang semakin padat dan semakin mahalnya harga lahan di sana, membuat Bekasi menjadi alternatif investasi. Diantara semua gedung pencakar langit di Kota Bekasi, berikut adalah 10 yang tertinggi.

Grand Dhika City

Foto : App.id

Grand Dhika City adalah sebuah mixed use development yang berada di kawasan Bekasi Timur. Saat ini baru satu gedung dalam area Grand Dhika City yang telah selesai pembangunannya. Gedung tersebut diberi nama Cempaka Tower. Cempaka Tower merupakan gedung tertinggi di Kota Bekasi yang terdiri dari 28 lantai. Gedung ini difungsikan sebagai apartemen.

Kemang View Apartment

Foto : Rumahdijual.com

Sesuai dengan namanya, Kemang View Apartment merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai apartemen. Gedung ini berada di Bekasi Barat. Kemang View Apartment memiliki 23 lantai dan merupakan gedung tertinggi kedua di Kota Bekasi.

Mutiara Apartment

Foto : Rukamen.com

Mutiara Apartment merupakan sebuah gedung apartemen yang berada di Bekasi Barat. Gedung ini merupakan gedung tertinggi ketiga di Kota Bekasi. Mutiara Apartment terdiri dari 21 lantai.

M Gold Tower

Foto : Sewa-kantor.net

Status gedung tertinggi keempat di Kota Bekasi dipegang oleh M Gold Tower. Gedung ini terdiri dari 21 lantai. M Gold Tower merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai perkantoran. Lokasinya berada di Bekasi Barat.

Horison Hotel

Foto : Horison-group.com

Horison Hotel merupakan gedung tertinggi kelima di Kota Bekasi. Gedung ini merupakan sebuah hotel bintang 4 yang terdiri dari 18 lantai. Lokasi Horison Hotel berada di Bekasi Barat.

Harris Hotel

Foto : Istania.net

Gedung Harris Hotel berlokasi di kawasan Bekasi Barat. Sama Halnya seperti Horison Hotel, Harris Hotel juga merupakan sebuah hotel bintang 4. Gedung ini memiliki 17 lantai dan merupakan gedung tertinggi keenam di Kota Bekasi.

Aston Imperial Bekasi

Foto : Skyscrapercity.com

Aston Imperial Bekasi adalah sebuah hotel yang berada di kawasan Bekasi Barat. Astion Imperial Bekasi merupakan hotel bintang 4. Gedung ini memiliki 15 lantai dan merupakan gedung tertinggi ketujuh di Kota Bekasi.

Amaroossa Grande Bekasi

Foto : Kompas.com

Amaroossa Grande Bekasi juga merupakan sebuah hotel bintang 4. Lokasinya berada di Bekasi Barat. Gedung ini merupakan gedung tertinggi kedelapan di Kota Bekasi yang terdiri dari 15 lantai.

Center Point Bekasi

Foto : Rumahdijual.com

Untuk posisi gedung tertinggi kesembilan dan kesepuluh di Kota Bekasi dipegang oleh Center Point Apartment. Bahkan Center Point Apartment juga mengisi posisi gedung tertinggi kesebelah dan keduabelas di Kota Bekasi. Pasalnya, Center Point Apartment ini terdiri dari 4 gedung dengan jumlah lantai yang sama. Masing-masing gedung Center Point Apartment terdiri dari 14 lantai. Lokasinya berada di Bekasi Barat. 

Jumat, 24 Maret 2017

Melihat Perkembangan Pesat Kota Surabaya

Surabaya adalah ibukota dari Provinsi Jawa Timur. Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Kota Jakarta. Surabaya memiliki populasi penduduk yang mencapai 3.110.187 jiwa berdasarkan data tahun 2012. Dengan jumlah penduduk sebesar itu, menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia.

Sebagai sebuah kota metropolitan, tentunya Surabaya memiliki area metropolitan. Area metropolitan Surabaya bernama Gerbangkertosusila yang merupakan akronim dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan. Area metropolitan Gerbangkertosusila merupakan area metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah area metropolitan Jabodetabek. Berdasarkan data tahun 2010, Gerbangkertosusila memiliki populasi penduduk yang mencapai 9.115.485 jiwa dengan luas wilayah adalah 1.548,3 km persegi. Berbagai kerjasama terus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah-daerah yang masuk dalam area metropolitan Gerbangkertosusila. Salah satunya adalah pengalihan sektor industri dari Kota Surabaya ke kota-kota penyangga seperti Gresik dan Sidoarjo. Dengan demikian, beban Kota Surabaya dapat terkurangi serta perekonomian Gresik dan Sidoarjo dapat lebih berkembang. Surabaya bisa lebih fokus lagi untuk mengembangkan perekonomian disektor jasa dan perdagangan.

Boleh dibilang Kota Surabaya mengalami perkembangan yang pesat saat ini. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari kehadiran gedung-gedung pencakar langit yang semakin menjamur di Kota Surabaya. Memang, gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya belum sebanyak dan belum sejangkung gedung-gedung pencakar langit di Kota Jakarta. Namun setidaknya Kota Surabaya sudah bisa sedikit mendekati Kota Jakarta. Kota Surabaya telah memiliki gedung pencakar langit yang ketinggian mencapai 50 lantai. Kedepannya akan semakin banyak lagi gedung-gedung pencakar langit dengan ketinggan 50 lantai atau lebih yang hadir di Kota Surabaya.

Baca juga : 20 Gedung Tertinggi di Kota Surabaya

Gedung-gedung pencakar langit di Kota Surabaya (foto : ramaperdanasby di instagram)

Selain gencar membangun gedung tinggi, Kota Surabaya juga gencar dalam mengembangkan infrastruktur. Salah satu infrastruktur Kota Surabaya yang terkenal unggul dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia adalah trotoar atau jalur pedestrian (pedestrian way). Selama kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, Kota Surabaya memang sangat fokus dalam membenahi trotoar. Hingga tahun 2016 lalu, Kota Surabaya telah memiliki lebih dari 45 km trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki. Trotoar-trotoar tersebut dibuat lebar dan bebas dari PKL. Salah satu trotoar paling lebar di Kota Surabaya berada di Jalan Embong Malang. Trotoar tersebut memiliki lebar 5 meter dan kerap dimanfaatkan oleh sejumlah komunitas untuk melakukan aktivitas. Selain gencar membenahi trotoar, Tri Rismaharini juga terkenal gencar membenahi taman-taman di Kota Surabaya. Salah satu taman di Kota Surabaya yang bernama Taman Bungkul, sempat meraih predikat sebagai taman terbaik di Asia pada tahun 2013 lalu.

Baca juga : Beginilah Perbandingan antara Kota Bandung dengan Kota Surabaya

Salah satu trotoar di Kota Surabaya (foto : detik.com)

Infrastruktur jalan juga tidak luput dari perhatian Pemerintah Kota Surabaya. Saat ini ada beberapa proyek infrastruktur jalan yang sedang dikerjakan di Surabaya. Proyek-proyek tersebut antara lain Middle East Ring Road (MERR), Frontage Road (FR) sisi barat dan timur, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT). Saat ini yang tengah dikebut pengerjaannya adalah proyek Frontage Road sisi barat dan MERR II C. Diharapkan kedua jalan tersebut sudah selesai pengerjaannya pada tahun 2017 ini. Jalan-jalan baru tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan di Kota Surabaya yang semakin hari semakin parah kondisinya.

Sebagai sebuah kota perdagangan, Surabaya tentunya memiliki infrastruktur pelabuhan yang memadai. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan penopang utama sektor perdagangan di Kota Surabaya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Untuk menunjang kinerja Pelabuhan Tanjung Priok, pada tahun 2015 Surabaya juga meresmikan pelabuhan lainnya yang bernama Pelabuhan Teluk Lamong. Pelabuhan ini disebut-sebut sebagai pelabuhan tercanggih di Indonesia. Pengoperasian pelabuhan ini sudah  menggunakan komputerisasi sehingga minim pemanfaatan tenaga manusia secara langsung. Pelabuhan ini sanggup melayani kapal-kapal besar dengan bobot hingga 5 juta TEUs. Selain canggih, Pelabuhan Teluk Lamong juga mengusung konsep Green Port. Pelabuhan Teluk Lamong hanya membolehkan truk kontainer yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk masuk ke area pelabuhan. Di sana disediakan transfer area untuk memindahkan kontainer-kontainer dari truk yang tidak menggunakan BBG ke truk yang menggunakan BBG yang telah disediakan oleh pihak Pelabuhan Teluk Lamong.

Pelabuhan Teluk Lamong (foto : marketeers.com)

Selain pelabuhan, Surabaya juga memiliki bandara yang mumpuni. Bandara tersebut bernama Bandara Internasional Juanda. Meski melayani penumpang Surabaya, Bandara Internasional Juanda sebenarnya berada di Kabupaten Sidoarjo. Pada tahun 2015 lalu, Bandara Internasional Juanda mampu melayani penumpang sebanyak 18.911.256 jiwa dan menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Saat ini Bandara Internasional Juanda ditopang oleh dua buah terminal penumpang. Kedepannya Bandara Internasional Juanda akan mengembangkan terminal ke-3 dengan kapasitas yang mencapai 70 juta penumpang. Dengan kapasitas sebesar itu, menjadikan Terminal 3 Bandara Internasional Juanda sebagai terminal bandara termegah di Indonesia. Mayoritas lahan untuk Terminal 3 Bandara Internasional Juanda rencananya akan berada di area reklamasi. Terminal ini akan diapit oleh dua landasan pacu dan akan memiliki 164 garbarata atau pintu menuju pesawat.

Render Terminal 3 Bandara Internasional Juanda (foto : tribunnews.com)

Infrastruktur yang paling diharapkan dapat segera terwujud di Kota Surabaya adalah Angkutan Massal Cepat (AMC). Untuk mewujudkan hadirnya Angkutan Massal Cepat di Kota Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya sudah merencanakan untuk membangun trem dan LRT (Light Rail Transit). Untuk trem, harusnya sudah dilakukan pembangunan di awal 2017. Sayangnya masih terjadi tarik ulur dalam hal pendanaan. Pemerintah Kota Surabaya jelas tidak akan sanggup melakukan pembangunan trem tersebut kalau hanya mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kota. Untuk itu perlu ada sokongan dana dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Dana dari APBN ini yang sampai sekarang masih belum jelas realisasinya. Padahal Kota Surabaya benar-benar sudah sangat membutuhkan Angkutan Massal Cepat sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Surabaya. Bila sudah memiliki Angkutan Massal Cepat, Pemerintah Kota Surabaya bisa melakukan pembatasan kendaraan untuk daerah-daerah yang dilalui dilalui oleh Angkutan Massal Cepat. Kehadiran Angkutan Massal Cepat tentunya akan semakin mengukuhkan Kota Surabaya sebagai salah satu kota dengan infrastruktur paling memadai. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.

Senin, 20 Maret 2017

Semarang, Kota Pertama yang Memiliki Rel KA di Indonesia

Keberadaan rel kereta api memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Ide tentang pembangunan rel kereta api sudah muncul ketika diterapkan sistem tanam paksa oleh kolonial Belanda pada tahun 1825-1830. Ide tersebut muncul dengan tujuan untuk mengangkut hasil bumi dari sistem tanam paksa yang diterapkan Belanda. Salah satu alasannya adalah karena tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Untuk pertama kali, proposal tentang pembangunan rel kereta api di Hindia Belanda dilakukan pada tahun 1940 oleh Kolonel J.H.R. Van der Wijck.

Rel kereta api pertama di Indonesia mulai dibangun pada tahun 1864. Pembangunannya diprakarsai oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Sementara pencangkulan pertamanya dilakukan di Desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda,  Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Rel yang pertama kali dibangun di Indonesia tersebut memiliki rute Semarang-Tanggung dengan panjang 26 km. Tujuan dibangunnya rel tersebut adalah untuk keperluan militer serta mengangkut hasil bumi ke Gudang Semarang. Menariknya, Indonesia memiliki rel pertama dengan lebar 1435 mm. Padahal untuk saat ini, lebar rel yang umum digunakan di Indonesia adalah 1067 mm. Bermula dari kesuksesan rel Semarang-Tanggung inilah akhirnya Belanda melakukan pembangun jalur rel lainnya di Indonesia, bahkan hingga luar Pulau Jawa.

Rel Semarang-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada 10 Agustus 1867. Ini berarti sudah hampir 150 tahun Kota Semarang memiliki rel yang aktif beroperasi. Usia yang tentunya sudah sangat tua. Bahkan sangking tuanya, jejak-jejak peninggalan stasiun tertua di kota ini yang juga sekaligus stasiun tertua di Indonesia sempat sulit dilacak keberadaannya. Stasiun tersebut dikenal dengan nama Stasiun Semarang NIS.

Stasiun Semarang NIS

Setelah sekian puluh tahun para peneliti mencari tahu keberadaannya, barulah sekitar tahun 2009 Stasiun Semarang NIS ditemukan. Ternyata stasiun ini tidak benar-benar lenyap meski sulit dilacak keberadaannya. Stasiun ini berevolusi menjadi rumah-rumah petak dan telah banyak komponen stasiun yang hilang. Hanya sebagian kecil komponen stasiun yang tersisa, itupun butuh kejelian untuk melihatnya.

Kondisi Stasiun Semarang NIS saat ini

Bagian dari Stasiun Semarang NIS yang masih tersisa antara lain bekas atap peron yang ditandai dengan besi-besi yang melengkung, bekas ventilasi udara berbentuk bulat besar, kayu-kayu kaso yang besar, dan dinding batu bata yang tebal. Selebihnya tidak ada yang tersisa dari Stasiun Semarang NIS. Bahkan rel yang menghubungkan Semarang-Tanggung sepanjang 26 km juga sudah luput keberadaannya. Ternyata sudah semenjak lama bangunan ini beralih fungsi menjadi rumah. Bahkan orang-orang yang tinggal di sana juga sepertinya tidak tahu bahwa lokasi yang mereka tinggali dulunya merupakan sebuah stasiun.

Kalau diperhatikan, tinggi rumah-rumah bekas Stasiun Semarang NIS ini hanya sekitar 2 m. Padahal berdasarkan bukti gambar-gambar lama yang ada, tinggi Stasiun Semarang NIS diperkirakan mencapai 5 m. Ternyata hal tersebut disebabkan oleh banjir dan penurunan muka tanah yang terjadi di sana. Masyarakatpun harus menguruk tanah agar tetap bisa tinggal di sana.


Referensi :

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perkeretaapian_di_Indonesia
  • http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150617091424-92-60486/melacak-misteri-stasiun-kereta-api-terkuno-di-indonesia/

Sabtu, 11 Maret 2017

Kota Tertua di Indonesia adalah Palembang


Palembang adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Dilihat dari segi jumlah penduduk, Palembang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2015, populasi Kota Palembang mencapai 1.580.517 jiwa. Untuk di pulau Sumatera, hanya Kota Medan yang memiliki populasi yang lebih besar dibandingkan Kota Palembang. Kota yang terkenal dengan Jembatan Ampera ini memiliki wilayah dengan luas 358,55 km persegi.

Sebagai sebuah kota, Palembang memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota ini merupakan bekas ibukota dari salah satu kerajaan bahari paling tersohor di Asia Tenggara, yaitu Kerajaan Sriwijaya. Itulah sebabnya Kota Palembang dijuluki juga sebagai Bumi Sriwijaya. Hari jadi kota Palembang ditarik berdasarkan tulisan yang terdapat pada prasasti Kedukan Bukit. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang. Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuna. Salah satu tulisan pada prasasti Kedukan Bukit menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 683. Tanggal tersebut akhirnya dijadikan sebagai rujukan untuk menentukan hari jadi Kota Palembang. Dengan usianya yang saat telah lebih dari 1333 tahun, menjadikan Kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia.

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Palembang

Berbagai peristiwa sejarah telah dialami oleh Kota Palembang karena usianya yang sudah sangat panjang. Kota Palembang pernah menjadi kota yang sangat penting pada masa Kerajaan Sriwijaya. Ini karena Kerajaaan Sriwijaya menjadikan Kota Palembang sebagai pusat pusa perdagangan. Namun serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan Kota Palembang hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing. Pada abad ke-15, Kota Palembang sempat diduduki oleh perompak Chen Zuyi dari Tiongkok, sebelum akhirnya berhasil ditumbas oleh armada Laksama Cheng Ho pada tahun tahun 1407. Palembang muncul sebagai sebuah kesultanan pada pada tahun 1659. Namun Kesultanan Palembang akhirnya dihapuskan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Belanda kemudian menjadikan Palembang sebagai sebuah karesidenan.

Baca juga : Inilah Kota Tertinggi di Indonesia

Saat ini Palembang telah menjelma menjadi sebuah kota metropolitan. Selain mencatat sejarah sebagai kota tertua di Indonesia, berbagai catatan sejarah lainnya juga pernah ditorehkan oleh kota Palembang. Salah satunya adalah menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games pertama di luar Jakarta pada tahun 2011 lalu. Selain itu dalam waktu dekat, Palembang akan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki transportasi perkotaan jenis LRT (Light Rail Transit). Pembangunannya diperkirakan selesai pada awal 2018 mendatang.

 Kita doakan semoga Kota Palembang terus maju dan menjadi salah satu kota yang terdepan di Indonesia.

Referensi :
Wikipedia.org
Palembang.go.id

Gedung-Gedung yang Pernah Berstatus Tertinggi di Kota Jakarta

Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia. Karena statusnya tersebut, perkembangan Kota Jakarta seringkali menjadi yang terdepan dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia, termasuk dalam perkembangan pembangunan gedung-gedung tinggi. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jakarta merupakan kota yang memiliki gedung tinggi terbanyak di Indonesia. Bahkan jika gedung-gedung tinggi di kota lain di Indonesia digabungkan, belum mampu untuk melampui jumlah gedung tinggi di Kota Jakarta.

Baca juga : 10 Gedung Tertinggi di Kota Jakarta

Beberapa gedung tinggi tercatat pernah memegang status sebagai yang tertinggi di Kota Jakarta. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftar gedung-gedung yang dimaksud.

Hotel Indonesia

Foto : Wikimapia.org

Hotel Indonesia merupakan gedung tinggi pertama di Jakarta bahkan di Indonesia. Gedung ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1962 dan merupakan hotel berbintang pertama di Kota Jakarta. Tujuan dibangunnya Hotel Indonesia adalah untuk menyambut tamu-tamu penting pada perhelatan Asian Games ke-4 tahun 1962. Desain Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Amerika bernama Abel Sorensen dan istrinya Wendy. Hotel ini ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tanggal 29 Maret 1993.

Sarinah

Foto : Siloka.com

Sarinah diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1966. Gedung ini terdiri 15 lantai dengan ketinggian 74 meter. Sarinah merupakan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. Nama Sarinah berasal dari nama pengasuh Soekarno pada masa kecil. Pembangunan gedung ini digagas langsung oleh Presiden Soekarno setelah lawatannya kesejumlah negara yang telah terlebih dahulu memiliki pusat-pusat perbelanjaan modern. Pusat perbelanjaan Sarinah dibangun dengan tujuan untuk menghadirkan barang-barang murah bagi masyarakat dengan mutu yang bagus. Sama seperti Hotel Indonesia, desain Sarinah juga dirancang oleh Abel Sorensen.

Wisma Nusantara

Foto : Wikipedia.org

Wisma Nusantara mengambil alih status gedung tertinggi di Kota Jakarta dari Sarinah pada tahun 1967. Wisma Nusantara adalah sebuah gedung perkantoran setinggi 117 meter dan terdiri dari 30 lantai. Gedung ini merupakan gedung pertama di Jakarta dan Indonesia yang memiliki ketinggian diatas 100 meter. Arsitek yang merancang gedung Wisma Nusantara ini bernama Wiratman Wangsadinata.

Graha Mandiri

Foto : Indoplaces.com

Pada tahun 1983, Jakarta meresmikan sebuah gedung yang lebih tinggi dibandingkan Wisma Nusantara. Gedung tersebut  bernama Graha Mandiri. Graha Mandiri merupakan sebuah gedung perkantoran setinggi 144 meter dan terdiri dari 32 lantai. Graha Mandiri memegang status gedung tertinggi di Kota Jakarta hingga tahun 1996, sebelum akhirnya diambil alih oleh Wisma 46.

Wisma 46

Foto : Skyscrapercity.com

Dari tahun 1996 hingga tahun 2015, Wisma 46 memegang status sebagai gedung tertinggi di Jakarta dan di Indonesia. Meski saat ini Wisma 46 sudah tidak lagi berstatus sebagai gedung tertinggi di Jakarta, namun gedung ini masih menjadi salah satu landmark utama kota Jakarta karena desainnya yang unik. Wisma 46 merupakan sebuah gedung perkantoran dengan ketinggian 262 meter dan terdiri dari 51 lantai. Gedung ini dirancang oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd.

Gama Tower

Gama Tower, salah satu gedung tertinggi di Kota Jakarta
Foto : Tirto.id

Gama Tower adalah gedung tertinggi di Jakarta dan Indonesia untuk saat ini. Struktur bangunan Gama Tower ini selesai dibangun pada tahun 2015 lalu. Gedung ini terdiri dari 69 lantai dengan ketinggian 288,6 meter. Fungsinya adalah sebagai gedung perkantoran dan hotel. Gedung ini dirancang oleh PT Sekawan DesignInc Arsitek.

Jumat, 24 Februari 2017

10 Gedung Tertinggi di Kota Bandung

Bandung adalah kota terbesar di provinsi Jawa Barat. Kota Bandung juga berstatus sebagai ibukota dari provinsi Jawa Barat. Untuk di Indonesia, Bandung menduduki posisi kota terbesar ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, tentunya kota Bandung mengalami perkembangan yang pesat dalam berbagai hal. Tidak terkecuali perkembangan dalam membangun gedung-gedung tinggi. Hal yang lumrah kita jumpai di kota-kota metropolitan karena besarnya populasi penduduk dan semakin menipisnya ketersediaan lahan. Pertumbuhan gedung-gedung tinggi di kota Bandung merupakan yang terpesat ketiga di Indonesia setelah kota Jakarta dan Surabaya.

Bicara tentang gedung tinggi, pada tulisan kali ini kita akan membahas tentang 10 gedung tertinggi di kota Bandung. Kalau dilihat berdasarkan fungsi gedung, hampir semua gedung yang masuk dalam 10 gedung tertinggi di kota Bandung difungsikan sebagai apartemen. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah daftarnya.

Parahyangan Residences

Foto : Abosy.com

Parahyangan Residences merupakan  apartemen di kota Bandung yang terdiri dari dua gedung. Salah satu gedungnya memegang status sebagai gedung tertinggi di kota Bandung. Gedung tersebut terdiri dari 35 lantai. Sementara gedung lainnya terdiri dari 20 lantai.

Galeri Ciumbuleuit 2

Foto : Skyscrapercity.com

Posisi gedung tertinggi kedua di kota Bandung dipegang oleh Galeri Ciumbuleuit 2. Sama halnya seperti Parahyangan Residences, Galeri Ciumbuleuit 2 difungsikan sebagai apartemen. Gedung ini terdiri dari 34 lantai. Sekedar informasi, secara keseluruhan Galeri Ciumbuleuit terdiri dari tiga gedung.

Tamansari Panoramic

Foto : Sewaapartemenbandung.com

Tamansari Panoramic juga merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai apartemen. Gedung ini memiliki posisi tertinggi ketiga di kota Bandung. Tamansari Panoramic terdiri dari 30 lantai.

Galeri Ciumbuleuit 3

Foto : Rumahdijual.com

Galeri Ciumbuleuit 3 menduduki posisi keempat dalam daftar gedung tertinggi di kota Bandung. Gedung yang difungsikan sebagai apartemen ini terdiri dari 30 lantai. Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, Galeri Ciumbuleuit terdiri dari tiga gedung. Selain Galeri Ciumbuleuit 2 dan Galeri Ciumbuleuit 3, ada Galeri Ciumbuleuit 1 yang terdiri dari 20 lantai.

Harris Hotel

Foto : Agoda.com

Sesuai dengan namanya, Harris Hotel merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai hotel. Hal ini tentu berbeda dengan gedung-gedung yang kita bahas sebelumnya yang semuanya berfungsi sebagai apartemen. Gedung Harris Hotel menduduki posisi tertinggi kelima di kota Bandung yang terdiri dari 28 lantai. Harris Hotel merupakan sebuah hotel berbintang 4.

Jarrdin Cihampelas

Foto : Skyscrapercity.com

Jarrdin Cihampelas menduduki posisi keenam hingga kesembilan dalam daftar gedung tertinggi di kota Bandung. Pasalnya, Jarrdin Cihampelas terdiri dari 4 gedung dengan jumlah lantai yang sama. Masing-masing gedung Jarrdin Cihampleas terdiri dari 24 lantai. Semua gedungnya difungsikan sebagai apartemen.

Ibis Hotel

Foto : Thebandungtour.com

Ibis Hotel merupakan sebuah hotel berbintang 3 di kota Bandung. Hotel ini terdiri dari 24 lantai dan menduduki posisi tertinggi kesepuluh dalam daftar gedung tertinggi di kota Bandung.

Jumat, 17 Februari 2017

Jakarta Menuju Kota Kelas Dunia


Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia. Kota ini menjadi pusat segala-galanya di Indonesia, mulai dari pusat bisnis, finansial, perdagangan, hiburan dll. Walaupun Jakarta merupakan kota utama di Indonesia, namun Jakarta masih kalah bila dibandingkan dengan sejumlah kota lainnya di regional ASEAN. Salah satunya dalam hal transportasi. Kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara seperti Bangkok, Kuala Lumpur dan Singapura sudah memiliki sistem angkutan cepat atau rapid transit. Sementara Jakarta sampai saat ini masih belum memilikinya.

Sistem rapid transit merupakan sebuah sistem transportasi berbasis rel dengan menggunakan kereta listrik. Sistem transportasi ini memiliki kapasitas dan frekuensi yang tinggi. Waktu tunggunya berkisar 2-5 menit. Bahkan dijam sibuk bisa lebih kecil lagi waktu tunggunya. Jakarta jelas belum memiliki sistem rapid transit. Saat ini untuk transportasi utama, Jakarta hanya mengandalkan sistem BRT (Bus Rapid Transit). Bahkan Jakarta merupakan kota dengan jalur BRT terpanjang di dunia.

Namun kita tidak perlu berkecil hati. Saat ini sudah ada sistem rapid transit yang sedang dibangun di kota Jakarta. Ada dua macam sistem rapid transit yang sedang dibangun di kota Jakarta, yaitu MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit). Kedua jenis transportasi tersebut hanya berbeda dalam hal kapasitas. MRT memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan LRT.

MRT yang sedang dibangun di kota Jakarta menghubungkan Lebak Bulus - Bundaran HI yang direncanakan akan beroperasi pada awal 2019. Jalur ini merupakan bagian dari Jalur Utara - Selatan yang memiliki panjang 15,7 km. Untuk tahap selanjutnya,  jalur ini akan dilanjutkan hingga Kampung Bandan. Selain membangun jalur Utara - Selatan, Jakarta juga akan membangun MRT Jalur Barat - Timur. Untuk jalur Barat - Timur, saat ini masih dalam tahap studi kelayakan. 


Jalur bawah tanah MRT Jakarta ( foto : thejakartapost.com )

Selain MRT, Jakarta juga tengah membangun LRT. Ada dua proyek LRT yang sedang digarap di kota Jakarta. Proyek pertama merupakan garapan pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan. Jalur LRT tersebut akan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota disekitarnya. Ada beberapa jalur LRT yang telah memasuki tahap kontruksi, yaitu Cibubur - Cawang, Bekasi Timur - Cawang dan Cawang - Dukuh Atas. Semua jalur tersebut merupakan bagian dari pembangunan tahap I yang direncanakan sudah beroperasi penuh pada tahun 2019 mendatang. Untuk tahap II, akan dibangun jalur yang menghubungkan Cibubur - Bogor dan Dukuh Atas - Palmerah - Senayan. Sementara untuk tahap III akan dibangun jalur yang menghubungkan Palmerah - Grogol.

Proyek kedua adalah LRT yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI. Baru-baru ini yang sudah memasuki tahap kontruksi adalah LRT jalur Kelapa Gading - Veledrome sepanjang 5,8 km. Jalur ini sedang dikebut pengerjaannya karena dipersiapkan untuk menyambut Asian Games 2018. Total akan ada 7 jalur LRT yang akan dibangun oleh pemerintah provinsi DKI. 

Bukan cuma infrastruktur yang berkaitan dengan transportasi darat yang dibenahi di kota Jakarta. Infrastuktur yang berkaitan dengan transportasi laut dan udara juga turut dibenahi. Pembenahan terhadap infrastruktur yang berkaitan dengan transportasi udara dapat dilihat pada Bandara Internasional Soekarno Hatta. Beberapa waktu lalu, bandara ini baru saja meresmikan terminal baru yang diberi nama Terminal III Ultimate. Terminal ini memiliki desain dan fasilitas yang modern. Selain itu Terminal III Ultimate merupakan terminal termegah diantara terminal-terminal yang ada di bandara Soekarno Hatta. 


Terminal III Ultimate Bandara Internasional Soekarno Hatta ( foto : okezone.com )

Selain menambah fasilitas terminal baru, Bandara Internasional Soekarno Hatta saat ini juga sedang membangun  fasilitas APMS (Automatic People Mover System) dan Kereta Bandara. APMS merupakan sebuah kereta otomatis yang menghubungkan terminal-terminal yang ada di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Fasilitas ini dapat dinikmati secara gratis oleh penumpang. Sementara kereta bandara merupakan sebuah kereta listrik yang akan menghubungkan Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan Manggarai. Nantinya kereta bandara ini akan melewati 5 stasiun, yaitu Stasiun Bandara, Stasiun Batu Ceper, Stasiun Duri, Stasiun Sudirman baru dan Stasiun Manggarai. Apabila kedua fasilitas ini telah rampung, maka akan mensejajarkan Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan bandara-bandara besar lainnya di regional ASEAN. Contohnya adalah dengan Bandara Internasional Cangi di Singapura yang terkenal sebagai salah satu bandara dengan fasilitas paling mumpuni di regional ASEAN.

Infrastruktur yang berkaitan dengan transportasi laut juga tidak luput dari pembenahan. Jakarta memiliki pelabuhan tersibuk di Indonesia yang bernama Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung Priok memiliki fasilitas baru dan dikenal dengan sebutan Pelabuhan Kalibaru. Pelabuhan Kalibaru ini memiliki satu terminal yang dibangun diatas lahan reklamasi. Luasnya mencapai 32 hektar. Terminal ini terhubung dengan dua akses jalan tol, yaitu Tol Cikampek dan Tol Cibitung-Cilincing. Pembangunan Pelabuhan Kalibaru akan berlanjut hingga Terminal 2 dan Terminal 3 yang juga akan dibangun diatas lahan reklamasi.

Terminal I Pelabuhan Kalibaru ( foto : detik.com )

Dengan berkembangnya berbagai infrastruktur di kota Jakarta, kita harapkan Jakarta dapat mensejajarkan diri dengan kota-kota besar lainnya di Asia Tenggara. Bukan tidak mungkin kedepannya Jakarta dapat menjadi kota yang paling berpengaruh di Asia Tenggara dan juga menjadi salah satu kota paling berpengaruh di Asia. Tentunya untuk mewujudkan semua itu perlu ada kerja keras dari berbagai pihak terkait. Sebab, untuk saat ini Jakarta bisa dibilang masih berada dalam posisi tertinggal.

Selasa, 14 Februari 2017

10 Gedung Tertinggi di Kota Palembang

Palembang merupakan kota terbesar kedua di pulau Sumatera setelah kota Medan. Berdasarkan data tahun 2012, penduduk kota Palembang sudah melebihi angka 1,7 juta jiwa. Dengan penduduk sebesar itu, menjadikan Palembang sebagai salah satu kota metropolitan di pulau Sumatera. Berbagai pemandangan khas kota metropolitan dapat dijumpai di kota Palembang. Misalnya seperti lalu lintas yang padat dan keberadaan gedung-gedung tinggi.

Bicara tentang gedung tinggi, saat ini sudah ada beberapa gedung tinggi di kota Palembang dengan ketinggian 12 lantai atau lebih. Sayangnya Palembang tidak terlalu gencar membangun gedung-gedung tinggi walaupun memiliki populasi yang besar dan daya beli masyarakat yang cukup tinggi. Ada 6 gedung dengan ketinggian 12 lantai atau lebih di kota Palembang. Berikut adalah 6 gedung tersebut bersama dengan 4 gedung tertinggi lainnya di kota Palembang yang dirangkum dalam daftar 10 gedung tertinggi di kota Palembang.

1. The Aryaduta


Foto : Palembang.go.id

The Aryaduta merupakan gedung tertinggi di kota Palembang sekaligus gedung tertinggi di provinsi Sumatera Selatan. Gedung ini merupakan sebuah hotel bintang 5. The Aryaduta terdiri dari 18 lantai.

2.  Bank Sumselbabel


Foto : Tribunnews.com

Posisi kedua gedung tertinggi di kota Palembang dipegang oleh Bank Sumselbabel. Gedung Glassy ini difungsikan sebagai kantor dan bank. Gedung ini memiliki 17 lantai.

3. Sudirman City Center & Horizon Ultima Hotel


Foto : Fotopalembang.com

Sudirman City Center & Horizon Ultima Hotel terdiri dari 2 gedung. Gedung tertinggi memiliki 14 lantai yang merupakan gedung tertinggi ketiga di kota Palembang. Sementara gedung lainnya memiliki 11 lantai. Sudirman City Center & Horizon Hotel Ultima Hotel difungsikan sebagai kantor dan hotel.

4. Aston International


Foto : Booking.com

Aston International merupakan sebuah hotel berbintang 4 di kota Palembang. Hotel ini terdiri dari 14 lantai dan berada pada posisi keempat dalam daftar 10 gedung tertinggi di kota Palembang.

5. Santika Radial


Foto : Pegipegi.com

Sama halnya seperti Aston International, Santika Radial juga merupakan sebuah gedung yang difungsikan sebagai hotel. Bedanya Santika Radial merupakan hotel bintang 3. Gedung Santika Radial terdiri dari 14 lantai.

6. Plaza Mandiri


Foto : Skyscrapercity.com

Gedung palaza mandiri terdiri dari 13 lantai dan berada pada posisi keenam tertinggi di kota Palembang. Gedung ini difungsikan sebagai kantor dan bank.

7. Red Planet


Rajakamar.com

Red Planet merupakan salah satu hotel berbintang 2 di kota Palembang. Gedung Red Planet ini terdiri dari 11 lantai dan berada pada posisi ketujuh tertinggi di kota Palembang.

8. Sudirman City Center & Horizon Ultima Hotel II


Foto : Fotopalembang.com

Sudirman City Center & Horizon Ultima Hotel sudah pernah kita bahas sebelumnya. Seperti yang kita bahas sebelumnya, Sudirman City Center & Horizon Ultima Hotel terdiri dari dua gedung. Gedung pertama memiliki ketinggian 14 lantai dan berada pada posisi ketiga di kota Palembang. Sedangkan gedung kedua memiliki ketinggian 11 lantai dan berada pada posisi kedelapan tertinggi di kota Palembang.

9. Universitas IGM


Foto : Stebisigm.ac.id

Universitas IGM (Indo Global Mandiri) merupakan salah satu kampus di kota Palembang. Kampus ini memiliki gedung yang terdiri dari 10 lantai dan berada pada posisi kesembilan tertinggi di kota Palembang.

10. Hotel Royal Asia


Foto : Tripadvisor.com

Sama halnya seperti gedung Universitas IGM, Hotel Royal Asia juga terdiri dari 10 lantai. Royal Asia merupakan sebuah hotel bintang 3 di kota Palembang.